Kesalahan Saat Tawaf Umroh dan Haji

Key Takeaways

  • Kesalahan paling fatal adalah tidak suci dari hadas atau najis, yang membatalkan tawaf karena melanggar syarat sah seperti hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Sahih Muslim bahwa tawaf seperti shalat memerlukan kesucian.

  • Memulai tawaf sebelum Hajar Aswad atau mengakhiri di tempat lain membatalkan putaran, sebagaimana sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang selalu memulai dari Hajar Aswad (HR al-Bukhari).

  • Melakukan ramal (berlari cepat) pada seluruh putaran atau tawaf wada’ adalah makruh atau batal, karena ramal sunnah hanya untuk tiga putaran pertama tawaf qudum/umroh (HR Muslim).

  • Berdesak-desakan untuk mencium Hajar Aswad hingga menyakiti sesama adalah dosa besar, meski tawaf tetap sah tanpa ciuman, berdasarkan hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang melarang kekerasan (HR al-Bukhari).

  • Doa khusus berbeda per putaran atau mengusap dinding Ka’bah termasuk bid’ah, karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya takbir di Hajar Aswad dan doa sapu jagad di Rukun Yamani (HR al-Bukhari).

  • Tidak menjaga muwalat (berurutan tanpa jeda panjang) atau salah posisi Ka’bah (di kanan) membatalkan tawaf, sebagaimana fiqih mazhab Syafi’i yang mewajibkan Ka’bah di kiri (QS Al-Hajj: 29).

  • Jumlah putaran kurang dari tujuh atau ragu putaran tanpa menyempurnakan yang diyakini menyebabkan batal, berdasarkan hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ketepatan tawaf (HR Abu Dawud, sahih).

  • Mewakilkan tawaf kepada orang lain tanpa uzur syar’i salah, kecuali lansia/sakit boleh naik kendaraan, sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha (HR al-Bukhari).

  • Lafalkan niat tawaf atau shalat di belakang Maqam Ibrahim saat ramai adalah bid’ah dan berbahaya, karena niat di hati dan shalat boleh di mana saja di masjid (HR Muslim).

  • Membuka aurat sengaja membatalkan tawaf, sebagaimana syarat menutup aurat seperti shalat (QS An-Nur: 31).

Pengertian Tawaf dan Pentingnya Menghindari Kesalahan Berdasarkan Dalil Shahih

Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah tujuh kali mulai dari Hajar Aswad dengan Ka’bah di kiri, sebagai rukun haji dan umroh yang wajib, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam QS Al-Hajj ayat 29: “Kemudian hendaklah mereka mengulangi tawaf Baitullah.” Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam Sahih al-Bukhari: “Tawaf adalah seperti shalat, kecuali Allah menghalalkan bicara di dalamnya.” Syarat sah tawaf meliputi Islam, akal, suci dari hadas/najis, tutup aurat, khitan (laki-laki), di Masjidil Haram, mulai-akhir Hajar Aswad, Ka’bah di kiri, tujuh putaran, muwalat, dan di luar Ka’bah-Hijr Ismail (ijma’ ulama berdasarkan hadis Ibnu Abbas). Kesalahan dapat membatalkan tawaf (seperti hadas) atau makruh (seperti ramal berlebih), mengurangi pahala mabrur. Bagi anda yang ingin umroh harus paham jangan sampai melakukan kesalahan ini terlebih pelaksanaan tawaf, sehingga pemahaman dalil shahih krusial untuk ibadah agar bisa diterima.

Kesalahan Umum Saat Tawaf dan Cara Mengatasinya Berdasarkan Dalil Shahih

Berikut 10 kesalahan paling sering yang sering ditemui dalam melaksanakan tawaf apapun macam tawafnya.  Hal ini berdasarkan keterangan dari dalil shahih

  1. Tidak Suci dari Hadas Kecil/Besar atau Najis
    Banyak jamaah lupa berwudhu atau bertayamum, atau pakaian ihram kena najis. Dampak: Membatalkan tawaf sepenuhnya, seperti shalat. Dalil: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tawaf adalah shalat kecuali Allah halalkan bicara” (HR al-Bukhari-Muslim), sehingga memerlukan suci. Fiqih Syafi’i: Hadas membatalkan. Cara mengatasi: Selalu wudhu sebelum masuk masjid; jika batal di tengah, ulangi tawaf setelah suci (ijma’ ulama).

  2. Memulai Tawaf Sebelum Hajar Aswad atau Mengakhiri di Tempat Lain
    Jamaah sering mulai dari sisi lain Ka’bah. Dampak: Putaran batal, tawaf tidak sah. Dalil: Sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mulai dari Hajar Aswad (HR al-Bukhari dari Aisyah radhiyallahu ‘anha). QS Al-Hajj: 29 memerintahkan tawaf lengkap. Cara mengatasi: Lihat garis hijau di lantai; takbir dan isyarat tangan saat sejajar Hajar Aswad.

  3. Melakukan Tawaf di Dalam Hijr Ismail atau Di Dalam Ka’bah
    Beberapa masuk area Hijr untuk dekat. Dampak: Tawaf batal karena tidak mengelilingi seluruh Ka’bah. Dalil: Hijr Ismail bagian Ka’bah (HR al-Bukhari dari Ibnu Abbas); tawaf harus di luar (fiqih empat mazhab). Cara mengatasi: Jaga jarak luar pagar Hijr; ingat tawaf simbol mengelilingi Baitullah utuh.

  4. Ramal pada Seluruh Putaran atau Tawaf Wada’
    Jamaah pemula ramal (percepat langkah) tujuh kali. Dampak: Makruh atau batal jika disengaja, karena sunnah terbatas. Dalil: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ramal tiga putaran pertama tawaf qudum/umroh (HR Muslim dari Ibnu Abbas). Untuk ifadhah/wada’, tanpa ramal. Cara mengatasi: Ramal hanya tiga putaran pertama tawaf qudum; jalan biasa sisanya.

  5. Berdesak-Desakan untuk Mencium Hajar Aswad hingga Menyakiti Sesama
    Antrean panjang menyebabkan dorong-mendorong. Dampak: Tawaf sah, tapi dosa karena menyakiti; Hajar Aswad sunnah, bukan wajib. Dalil: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan menyakiti sesama” (HR al-Bukhari); ciuman sunnah jika memungkinkan. Cara mengatasi: Isyarat tangan dari jauh sambil takbir; sabar dan hormati jamaah lain.

  6. Mengusap atau Mencium Pojok/Dinding Ka’bah Selain Hajar Aswad dan Rukun Yamani
    Jamaah usap seluruh Ka’bah untuk “barakah”. Dampak: Bid’ah makruh, tawaf tetap sah tapi hilang pahala sunnah. Dalil: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya sentuh Hajar Aswad dan Rukun Yamani (HR al-Bukhari dari Aisyah). Cara mengatasi: Hanya sentuh dua sudut itu; fokus dzikir, bukan fisik.

  7. Membaca Doa Khusus Berbeda per Putaran atau Berjamaah Dipimpin
    Beberapa ikuti pemandu baca doa spesifik per lap. Dampak: Bid’ah, tawaf sah tapi makruh karena tambah sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalil: Beliau hanya takbir di Aswad dan Rabbana atina di Yamani (HR al-Bukhari); dzikir bebas lainnya. Cara mengatasi: Dzikir umum (subhanallah, dll.); doa pribadi shahih sepanjang putaran.

  8. Tidak Menjaga Muwalat (Berurutan) atau Jeda Panjang Tanpa Uzur
    Istirahat lama di tengah putaran. Dampak: Batal jika jeda seperti makan/minum non-uzur. Dalil: Sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tawaf berturut (HR Muslim); fiqih: Muwalat syarat sah seperti shalat. Cara mengatasi: Lanjutkan tanpa henti kecuali uzur (sakit); jika jeda, lanjut dari terakhir.

  9. Ka’bah di Sebelah Kanan atau Jumlah Putaran Kurang/Lebih dari Tujuh
    Arah salah atau hitung keliru. Dampak: Batal sepenuhnya. Dalil: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam arah kiri (HR al-Bukhari); tujuh putaran (ijma’ berdasarkan QS Al-Hajj: 29). Jika ragu, ambil yang pasti dan lengkapi (fiqih Hanbali). Cara mengatasi: Ikuti arah jamur; hitung dengan tasbih digital atau ingat Hajar Aswad setiap akhir.

  10. Membuka Aurat Sengaja atau Mewakilkan Tawaf Tanpa Uzur Syar’i
    Ihram longgar atau wakil untuk yang sehat. Dampak: Batal jika aurat terbuka; wakil hanya uzur (lansia/sakit). Dalil: Aurat seperti shalat (QS An-Nur: 31); wakil boleh naik kendaraan (HR al-Bukhari kepada Ummu Salamah). Cara mengatasi: Periksa ihram; jika sakit, naik kursi roda tapi ikut arah.

  11. Lafalkan Niat Tawaf atau Shalat di Belakang Maqam Ibrahim Saat Ramai
    Ucap “saya niat tawaf” atau desak shalat di area sempit. Dampak: Bid’ah makruh; berbahaya, tawaf sah. Dalil: Niat di hati (HR al-Bukhari); shalat sunnah di mana saja masjid (ijma’). Cara mengatasi: Niat hati; shalat di area kosong atau lantai atas.

  12. Berbicara Duniawi Berlebih atau Selfie/Dorong Saat Tawaf
    Ngobrol atau foto ganggu. Dampak: Makruh, hilang khusyuk. Dalil: Tawaf seperti shalat (HR al-Bukhari); larangan sia-sia (QS Al-Mu’minun: 3). Cara mengatasi: Fokus dzikir; foto setelah tawaf, hormati jamaah.

Tabel Ringkasan Kesalahan Saat Tawaf

NoKesalahanDampakDalil ShahihCara Mengatasi
1Tidak suci hadas/najisBatalHR al-Bukhari (seperti shalat)Wudhu sebelum; ulangi jika batal
2Mulai sebelum Hajar AswadBatal putaranHR al-Bukhari (sunnah Nabi)Lihat garis hijau; takbir
3Tawaf di dalam Hijr IsmailBatalHR al-Bukhari (bagian Ka’bah)Jaga luar pagar
4Ramal seluruh putaranMakruh/batalHR Muslim (tiga putaran qudum)Ramal hanya tiga awal
5Desak untuk Hajar AswadDosa, sah tawafHR al-Bukhari (larang sakiti)Isyarat tangan
6Usap dinding Ka’bahBid’ah makruhHR al-Bukhari (hanya dua sudut)Sentuh Aswad-Yamani saja
7Doa khusus per putaranBid’ah makruhHR al-Bukhari (dzikir bebas)Dzikir umum
8Jeda panjang (tidak muwalat)BatalHR Muslim (berurutan)Lanjut tanpa henti kecuali uzur
9Ka’bah di kanan/kurang putaranBatalQS Al-Hajj:29; HR al-BukhariArah kiri; hitung tepat
10Buka aurat/mewakil salahBatalQS An-Nur:31; HR al-BukhariPeriksa ihram; naik kendaraan uzur
11Lafalkan niat/shalat ramai MaqamBid’ah/berbahayaHR al-Bukhari (niat hati)Niat hati; shalat area kosong
12Bicara/selfie berlebihMakruhQS Al-Mu’minun:3; HR al-BukhariFokus dzikir; foto setelah

Tips Untuk Menghindari Kesalahan Saat Tawaf

Berikut tips praktis menghindari kesalahan saat melaksanakan tawaf

  • Ikuti briefing mutawif dengan dalil shahih; simulasi tawaf di Indonesia sebelum berangkat.

  • Pilih waktu tawaf sepi (dini hari) untuk hindari desak; bawa tasbih hitung putaran.

  • Jika ragu (misal putaran), ambil yang yakin dan lengkapi, sesuai fatwa Ibnu Taimiyah berdasarkan hadis Abu Dawud.

  • Jamaah lansia: Gunakan kursi roda tapi arah benar, sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

  • Hindari travel murah tanpa panduan fiqih; pilih yang sertifikasi Kemenag untuk pemahaman dalil.

Kesimpulan: Pastikan Tawaf Sah untuk Pahala Mabrur

Menghindari kesalahan saat tawaf adalah kewajiban untuk ibadah diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa haji lalu tidak rafats dan tidak fasiq, keluarlah dari dosanya seperti hari ibunya melahirkannya” (HR al-Bukhari). Dengan dalil shahih dan tips ini, jamaah dapat tawaf sempurna. Hubungi Haramain Travel untuk paket umroh sesuai sunnah agar perjalanan suci Anda lebih bernilai