Abu Ubaidah Radiallahu Anhu merupakan pimpinan umat Islam di wilayah Syam pada saat kekhalifan Amirul Mukminin Umar Ibn Khattab Radiallahu Anhu. Kiprahnya yang begitu luar biasa di Syam membuat kemenangan demi kemenangan ia peroleh atas izin Allah hingga Syam dikuasai oleh Umat Islam.
Sewaktu ketika Syam dilanda wabah penyakit yang teramat ganas, disaat yang sama Umar Bin Khattab meminta beliau untuk datang kepadanya, lalu ia tolak dengan memberikan surat balasan:
“Wahai Amirul Mukminiin, aku telah memahami keperluan Anda. Tetapi aku sedang berada di tengah-tengah kaum muslimim yang sedang ditimpa malapetaka di Syam ini, dan tidak patut aku menyelamatkan diri sendiri. Aku tidak mau meninggalkan mereka sampai Allah menjatuhkan takdir-Nya atas diriku dan mereka. Bila surat ini telah sampai di tangan Anda, bebaskan aku dari perintah Anda dan izinkanlah aku tetap tinggal disini.”
Praktis setalah membaca surat ini, Amirul Mukminin menangis sampai oranga disekelilingnya bertanya “Apakah Abu Ubaidah telah wafat, Amirul Mukminin?”.
Tidak, Tapi kematian itu dekat kepadanya” Kata Umar.
Perkiraan tersebut tidak meleset, Abu Ubaidah tertular penyakit yang atas izin Allah nyawanya direngut.
Abu Ubaidah Radiallahu Anhu berpesan sebelum meninggal bahwasannya laksanakanlah shalt lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, ibadah Haji, berumroh, berwasiat satu dengan yang lain, taat kepada pemimpin, janganlah berkhianat dan terakhir janganlah terpedaya dengan dunia karena andaikan ada manusia yang hidup seribu tahun, maka tetap akan menemui kematian.
Setelah beliau berpesan demikian, ia memandang Mu’adz Ibnu Jabal Radiallahu Anhu, beliau berkata “Wahai Muadz, pimpinlah kaum muslimin dalam shalat mereka”. Setelah itu beliau sang legendaris wafat.
Muadz berdiri dan berkata “Wahai saudara-saudara, kalian telah dikejutkan oleh kematian seseorang, yang demi Allah aku belum pernah melihat orang yang seperti dia. Dia baik, jauh dari kedengkian dan kejahatan hati, lebih mencintai akhir kehidupannya, dan tulus mengabdikan diri demi kepentingan umum. Mohonkan ampunan dan rahmat kepada Allah untuknya, semoga Allah mengasihini kalian …”.
Salam Waa Barakallah Fiikum
Disadur dan disunting dari: Sosok Para Sahabat Nabi, karya DR. Abdurrahman Rafi’at al-Basya penerbit Qitshi Press: